Kamis, 27 Februari 2014

Belajar Suling Sunda


 Belajar Suling Sunda
  1. Suling Panjang Lubang 6
Bagi pemula, kita harus mengenal dulu letak nada sesuai dengan laras yang akan kita mainkan. 


  • Laras pelog/degung
  •  Laras madenda

    2.Suling lubang 4/degung 
     

video




tentang suling bambu dan jenisnya

Tentang Suling Bambu

 Suling Sunda merupakan alat musik tiup yang terbuat dari bambu (bambu Tamiang biasanya), yang berfungsi sebagai lagu atau melodi mamanis Cianjuran Sunda lagu, gamelan, kawihan atau dapat digunakan untuk kolaborasian.
Distilat terdiri dari berbagai jenis dan ukuran, atau surupan. Memainkan surupan flute surupan sampai 46 (tertinggi) ke surupan 62 (terendah), tapi mungkin juga lebih tinggi / rendah dari itu.
Sunda Flute Type
Sunda banyak jenis dari mereka:
6 lubang suling panjang biasanya digunakan untuk Cianjuran Sunda lagu gun pelog, salendro Madenda juga.
Suling gamelan biasanya dibor 4 per barel menyebabkan gamelan dan gamelan.
Flute Mata Raman / mandalungan (6 lubang) dengan cara yang sama, dengan seruling biasa adalah 6 lubang melalui lagu hanya disuling nada tinggi dan bayangan larasnyapun lainnya.
Flute oktaf (6 lubang) biasanya barel hanya Madenda gamelan dan panjang pipa berbeda, dan nada satu oktaf lebih tinggi dari panjang seruling.

 Belajar Suling Sunda
  1. Suling Panjang Lubang 6
Bagi pemula, kita harus mengenal dulu letak nada sesuai dengan laras yang akan kita mainkan. 

  • Laras Pelog/degung
  • Laras Madenda

      2. Suling lubang 4 (degung)


Insprirasi

ENDANG SUKANDAR

Endang Sukandar sebagai seniman suling dalam bidang Kecapi Suling, Tembang Cianjuran, dan Degung lelaki kelahiran Bandung, 5 Oktober 1961 yang bertempat
di Jalan Cipadati RT 05/RW 01, Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, 

Selama lebih dari 28 tahun menekuni suling, Pak Endang bisa menemukan gaya sendiri cara meniup suling secara baik dan praktis. Maka dari situ lahirlah istilah wiwiw, keleter 1, keleter 2, puruluk, lelol, gebos, petit, jengkat, betrik, dan lain-lain.

Profil


NAMA       : SYAMSUL NIRMAWAN PAMUNGKAS
TTL            : BANDUNG, 29 FEBRUARI 1996
ALAMAT   : DS.PADALARANG KEC.PADALARANG RT/03 RW/17

MEMAINKAN ALAT MUSIK SULING

Sejarah Suling bambu



Berbagai macam suling.
Suling adalah alat musik dari keluarga alat musik tiup kayu atau terbuat dari bambu. Suara suling berciri lembut dan dapat dipadukan dengan alat musik lainnya dengan baik.
Suling modern untuk para ahli umumnya terbuat dari perak, emas atau campuran keduanya. Sedangkan suling untuk pelajar umumnya terbuat dari nikel-perak, atau logam yang dilapisi perak.
Suling konser standar ditalakan di C dan mempunyai jangkauan nada 3 oktaf dimulai dari middle C. Akan tetapi, pada beberapa suling untuk para ahli ada kunci tambahan untuk mencapai nada B di bawah middle C. Ini berarti suling merupakan salah satu alat musik orkes yang tinggi, hanya piccolo yang lebih tinggi lagi dari suling. Piccolo adalah suling kecil yang ditalakan satu oktaf lebih tinggi dari suling konser standar. Piccolo juga umumnya digunakan dalam orkes.
Suling konser modern memiliki banyak pilihan. Thumb key B-flat (diciptakan dan dirintis oleh Briccialdi) standar. B foot joint, akan tetapi, adalah pilihan ekstra untuk model menengah ke atas dan profesional.
Suling open-holed, juga biasa disebut French Flute (di mana beberapa kunci memiliki lubang di tengahnya sehingga pemain harus menutupnya dengan jarinya) umum pada pemain tingkat konser. Namun beberapa pemain suling (terutama para pelajar, dan bahkan beberapa para ahli) memilih closed-hole plateau key. Para pelajar umumnya menggunakan penutup sementara untuk menutup lubang tersebut sampai mereka berhasil menguasai penempatan jari yang sangat tepat.
Beberapa orang mempercayai bahwa kunci open-hole mampu menghasilkan suara yang lebih keras dan lebih jelas pada nada-nada rendah.
Suling konser pada sebelum Era Klasik (1750) memakai Suling Blok (seperti gambar atas), sedangkan pada sebelum Era Romantis (Era Klasik 1750-1820) pakai Suling Albert (kayu hitam berlubang dan dilengkapi klep), dan sejak Era Romantis (1820) memakai suling Boehm (kayu hitam atau metal dilengkapi klep semua yang disebut juga suling Boehm, sistem Carl Boehm), atau suling saja.
Khusus musik keroncong di Indonesia pada Era Stambul (1880-1920) memakai suling Albert, dan pada Era Keroncong Abadi (1920-1960) telah memakai suling Bohm.